ukiran jepara |
ukiran naga |
Ciri Khas Ukiran Jepara
Ukiran Jepara mempunyai ciri khas tersendiri yang dapat membedakan ukiran tersebut asli dari Jepara atau bukan. Salah satu cirinya adalah corak dan motif dari ukiran. Ukiran asli Jepara juga terlihat dari motif Jumbai atau ujung relung dimana daunnya seperti kipas yang sedang terbuka yang pada ujung daun tersebut mengecil atau meruncing. Dan juga terdapat 3 atau 4 buah biji yang keluar dari pangkal daun. Selain itu, tangkai relungnya juga memutar dengan gaya memanjang dan menjalar membentuk cabang-cabang kecil yang berguna untuk mengisi ruang dan memperindah.
Ciri-ciri hhas yang disebut di atas sudah cukup untuk mewakili sebagai identitas ukiran Jepara. Karena motif ukiran tersebut ada juga yang oleh para pengrajin ukiran diterapkan di berbagai perabotan rumah tangga seperti, kursi. meja, almari, tempat tidur atau dipan, bufet, pigura/bingkai kaca, dll.
ukiran perjamuan agung |
- Yang pertama adalah inovasi pengrajin ukiran jepara
- Yang kedua adalah tampilan ukiran
- Yang ketiga adalah pengukir ukiran yang profesional
ukiran patung budha |
Legenda Asal Muasal Ukiran Jepara
Ukiran kayu di jepara, untuk produksinya ada di tempat-tempat yang memang terkenal dengan pengukirnya yang sudah mahir. Dengan tatah dan pahat ukir, pengrajin ukiran di jepara membuat bentuk dan motif yang sudah biasa beredar di pasaran, sehingga proses pembuatannya tidak terlalu lama, karena kebanyakan dari mereka sudah sangat hafal. Keahlian pengukir jepara ini, didapatkan turun-temurun dari nenek moyang pengukir.
Menurut sejarah mengapa masyarakat Jepara mempunyai keahlian membuat ukir kayu adalah konon pada jaman dulu kala ada seorang seniman hebat dan serba bisa yang bernama Ki Sungging Adi Luwih. Kepiawaian melukis dan mengukir Ki Sungging ini terkenal sampai telinga raja, dan raja pun akhirnya bermaksud memesan gambar lukisan gambar tubuh permaisurinya. Ki Sungging bisa menyelesaikan ukirannya dengan baik, namun pada saat Ki Sungging hendak menambahkan cat hitam pada rambut, ada cat yang tercecer di gambar permaisuri tersebut pada bagian paha sehingga nampak seperti tahi lalat. Karena tidak menyadarinya, Ki Sungging tetap menyerahkan lukisan itu kepada sang raja dan raja pun sangat kagum dengan hasil karya sang juru lukis. Namun takdir berkata lain, sang raja melihat noda hitam pada lukisan yang terkena cat dengan tidak sengaja tadi, sang raja pun curiga kepada Ki Sungging. Sang raja mengira bahwa Ki Sungging pernah melihat permaisuri telanjang, disebabkan noda lukisan yang terlihat berada pada bagian paha permaisuri.
Kemudian raja menghukum Ki sungging dengan cara dibuang menggunakan layang-layang raksasa dengan maksud agar Ki Sungging terbawa angin entah kemana. Lalu disertai alat-alat lukis dan pahat, Ki Sungging pun diikat dan diterbangkan menggunakan layang-layang raksasa. Karena angin kencang berhembus, Ki Sungging pun terombang-ambing di angkasa sehingga peralatan Ki Sungging pun berjatuhan dari udara. Konon, pahat Ki Sungging ada yang terjatuh di daerah Jepara, sehingga Jepara mendapat ilmu dari seniman serba bisa tersebut, dan kemudian menjadi tempat berkembangnya Ukiran sampai sekarang ini.
tag: ukiran murah, ukiran jati jepara, ukiran mebel jepara, jepara ukiran terbaru, jepara kota ukir, pengrajin ukiran, harga ukiran jepara, jual ukiran jepara murah, jepara furniture ukiran, jati ukiran minimalis, jati mebel jepara, furniture ukiran jepara, pusat ukiran di jepara, relief ukir jepara, seni ukiran jepara